GBOWIN Login: Puisi dari Balik Layar yang Retak

Oleh: Penulis Tanpa Nama, Penjaga Mimpi Digital


(I)
Di antara kabel yang kusut dan layar retak,
ada jari yang ragu tapi tetap mengetik:
GBOWIN login.
Bukan karena ingin kaya,
tapi karena ingin percaya,
bahwa besok bisa berbeda dari hari ini.


(II)
Ayah bilang:

“Hidup itu kerja keras, bukan klik acak.”

Tapi ayah tak tahu,
zaman sekarang kerja keras cuma cukup buat bayar pulsa.
Dan sisanya?
Kita percayakan pada angka dan harapan yang diproses 0,2 detik oleh server entah di mana.


(III)
Ibu diam-diam menangis.
Di dapur, sambil goreng tempe dan berharap,
anaknya yang kuliah daring bisa makan enak minggu depan.
Dan anaknya?
Di kamar kecil, buka tab incognito.
GBOWIN login.
Karena beasiswa ditolak.
Karena magang tak dibayar.
Karena ini satu-satunya ruang di mana nasib bisa diputar ulang.


(IV)
Di warnet bekas rental PS,
ada anak SMP yang menang sekali,
dan langsung merasa seperti pemilik dunia.

Besoknya kalah. Tapi tetap tersenyum.
Katanya:

“Setidaknya, gue pernah menang di hidup ini, walau lewat spin.”


(V)
Mereka yang mencibir tak pernah lapar.
Mereka yang menghakimi tak pernah paham,
bahwa GBOWIN login bukan tentang keserakahan,
melainkan tentang bertahan saat dunia terlalu logis untuk rakyat kecil.


(VI)
Dan malam-malam panjang itu terus berulang,
seperti mimpi buruk yang tidak bisa diblokir.
Tetapi dalam gelapnya kamar kontrakan,
login itu adalah lilin kecil…
yang menolak padam.


Penutup

Mereka menyebut ini judi.
Kami menyebutnya jeda.

Dari dunia nyata yang terlalu berat untuk dipikul,
dan terlalu ringan untuk dianggap serius.

#GBOWINlogin #PuisiDigital #SastraRakyat #HarapanModern

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Comments on “GBOWIN Login: Puisi dari Balik Layar yang Retak”

Leave a Reply

Gravatar